Marabahan
(MAN 2 Batola) – Masih dalam
rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indoneisa (HUT RI) ke-79, siswa
kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Batola membuat karya-karya 3 D
bernuansa merah putih berbahan kertas dan stik es krim.
Menurut
Fahriah S.Pd. selaku guru mapel Seni Budaya kelas XII kegiatan ini dilakukan
pada materi Berkarya Seni Rupa 3 Dimensi dengan teknik 3 M (menggunting,
melipat dan merekat). Karena bertepatan dengan bulan Agustus yang identik
dengan peringatan HUT RI maka karya yang dibuat bernuansa merah putih,” ucapnya
saat diminta keterangan Kamis (29/08/24) di ruang guru.
“Karya
seni rupa tiga dimensi beraneka jenis dan ragamnya. Karya seni rupa tiga
dimensi dapat dikelompokan berdasarkan bahan, teknik pembuatan, gaya
perwujudan, tema, fungsi dsb. Karya seni rupa ada yang memiliki makna simbolik.
Tema, isi, bentuk, objek, unsur-unsur rupa dan prinsip penataan yang terdapat
pada karya seni rupa tiga dimensi dapat menunjukkan atau menjadi simbol dari
sesuatu,” jelasnya lagi.
Semua
hasil karya yang dibuat semuanya bernuansa merah putih seperti layang-layang,
hiasan dinding, hiasan gantung, tempat pensil, dan pigura cermin. Dimana untuk setiap
kelasnya, siswa membuat secara berkelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa,
yang dikerjakan selama jam pelajaran Seni Budaya yang berdurasi 130 menit (2 x
45 m) atau 2 jam Pelajaran.
Ada
1 karya yang fenomenal yang dibuat oleh siswa kelas XII IPS 2 yaitu
Layang-layang yang sangat besar yang disebut juga Layangan Dandang (khas
Kalsel) atau Layangan Wau (khas Malaysia). Dimana layangan ini setelah selesai
dibuat ternyata bisa diterbangkan,
Salah
satu siswa kelas XII IPS 2 Muhammad Aprian sangat takjub sekaligus senang
ternyata layangan yang mereka buat bisa diterbangkan. “Kami sangat kaget dan
hampir tidak menyangka ternyata layangannya bisa terbang,” katanya sambil
tersenyum senang.
“Setelah
selesai, kami bawa ke halaman madrasah untuk kami coba terbangkan, eh
alhamdulillah layangan bisa naik ke atas beberapa puluh meter. Kebetulan pada
saat itu angin memang cukup kencang sehingga bisa menerbangkannya,” tambahnya
menjelaskan.
Di
akhir wawancara Fahriah menjelaskan bahwasanya kegiatan ini dimaksudkan agar memberikan
manfaat langsung dalam pengembangan kreativitas, pembelajaran kerajinan tangan dalam
hal ini membuat karya 3D juga dapat membawa dampak positif dalam hal
kesejahteraan mental dan emosional anak-anak.
Proses
membuat sesuatu dengan tangan mereka sendiri dapat menjadi bentuk meditasi yang
menenangkan dan mengurangi stres. Selain itu, berhasil menyelesaikan proyek
kerajinan juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak-anak. (Rep:
Hikmah/Ft: Fahriah)